19th Ave New York, NY 95822, USA

Perjuangan Mama Maria Mengawal Tumbuh Kembang Anak Melalui Posyandu

“Saya sampaikan kepada orang tua anak tentang pentingnya membawa anak ke Posyandu untuk mendapatkan layanan kesehatan dan pemahaman tentang pengasuhan. Tetapi, belum membuahkan hasil yang maksimal,” keluh Mama Maria Yoli Tako ketika menceritakan salah satu keresahan yang beliau hadapi ketika bekerja di Posyandu. Ibu Maria Yoli Tako atau yang sering disapa Mama Maria, sudah mengabdi selama 12 tahun sebagai kader Posyandu Tana Kaka dan sejak tahun 2017 juga bekerja sebagai kader BKB (Bina Keluarga Balita).  Minimnya kehadiran anak – anak di saat kegiatan Posyandu yang dijadwalkan setiap bulan sebagian besar disebabkan oleh kesibukan orang tua anak untuk bekerja. Orang tua belum memprioritaskan kunjungan ke Posyandu dan belum memahami betapa pentingnya pemantauan tumbuh 

kembang anak secara rutin. Selain itu, para orang tua juga belum melakukan pola pengasuhan yang tepat sesuai kebutuhan anak.

Mama Maria merupakan salah satu kader Posyandu yang menjadi mitra dampingan WLF dalam Program Revitalisasi PAUD HI di Desa Pogo Tena, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya. Program ini tidak hanya fokus memberi

kan peningkatan kapasitas bagi para tutor PAUD tetapi juga memprioritaskan peningkatan pelayanan Posyandu melalui berbagai kegiatan pelatihan bagi para kader Posyandu. Selama dua tahun periode pelaksanaan program, Mama maria rutin mengikuti sesi pelatihan, pendampingan, dan monitoring yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan Lima Meja di Posyandu. Pelayanan Lima Meja terdiri dari: 1) pendaftaran, 2) pengukuran tinggi badan dan berat badan, 3) pencatatan, 4) penyuluhan gizi, dan 5) pelayanan kesehatan.

Pelan-pelan, Mama Maria mencoba mempraktekan pengetahuan-pengetahuan baru yang beliau dapatkan dari berbagai pelatihan dan sesi monitoring. Mama Maria mulai bekerjasama dengan  Gugus Tugas PAUD HI yang memberikan wadah bagi para pemangku kepentingan terkait yang berwenang dalam memberikan layanan anak usia dini. Beliau juga merasa senang karena Gugus Tugas memberikan ruang bagi para kader Posyandu untuk saling mendukung dan berbagi pengetahuan agar anak-anak mendapatkan haknya secara utuh.

Tidak hanya dalam hal peningkatan kapasitas sebagai kader Posyandu, Mama Maria juga melakukan pembaharuan dalam upaya pendekatan kepada orang tua. Dulu, penyuluhan kepada orang tua biasanya hanya dilakukan melalui kegiatan rutin Posyandu selama sebulan sekali saja. Saat ini, Mama Maria secara proaktif melakukan berbagi pertemuan yang melibatkan masyarakat di tingkat desa. Setiap ada kesempatan bertemu dengan masyarakat, beliau memanfaatkan momen tersebut untuk mempromosikan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), mengajak orang tua datang ke Posyandu, dan melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan pengasuhan anak.

Mama Maria juga menyadari bahwa proses untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya Posyandu tidak bisa hanya dilakukan oleh kader Posyandu saja. Dibutuhkan kerjasama dengan tutor PAUD, bidan desa, dan pemerintah desa untuk dapat bergerak bersama-sama. Alhasil, para orang tua berbondong-bondong mulai datang ke Posyandu. Pemerintah desa pun mulai ikut memperhatikan kegiatan di Posyandu dengan memberikan dukungan anggaran dana desa sebagai insentif bagi kader Posyandu, pengadaan alat ukur dan timbangan anak, alat tensi, dan tempat tidur. Kepala Desa juga telah mengeluarkan surat himbauan agar seluruh keluarga yang memiliki anak usia dini wajib membawa anaknya ke Posyandu dan mengikutsertakan anak mereka dalam kegiatan PAUD. Perhatian dari pemerintah yang semakin meningkat semakin memotivasi Mama Maria dan kader Posyandu lainnya untuk bekerja lebih giat dalam memberikan layanan yang lebih baik, serta berupaya menjangkau lebih banyak anak-anak usia dini di desa.

“Sebelum ada Program Revitalisasi PAUD HI jumlah anak yang ikut posyandu hanya 50 orang, setelah ada Program Revitalisasi PAUD HI bertambah menjadi 70 orang. Juga dukungan dari Pemerintah Desa untuk program pengasuhan seperti PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan alat kesehatan yang memadai sebelumnya belum ada, sekarang sudah ada. Insentif kader BKB sebelum ada Program Revitalisasi PAUD HI Rp250.000, sekarang menjadi Rp400.000,” ujar Mama  Maria ketika ditanya perubahan apa saja yang ia alami dengan raut wajah gembira.

Sebagai kader BKB dan Posyandu, Mama Maria selalu memanfaatkan Pelayanan Lima Meja tepatnya pada layanan meja keempat untuk berbagi kepada orang tua anak tentang pentingnya pola asuh yang baik bagi anak-anak. Berbekal modul pengasuhan yang ia dapatkan saat pelatihan, proses edukasi semakin menjadi lebih mudah dan terarah. Di dalam modul tersebut telah tersedia berbagai informasi praktis tentang menjadi orang tua yang baik, cara menjaga kesehatan, merawat, dan memenuhi gizi anak di rumah, stimulasi dini di rumah, melindungi dan menjamin kesejahteraan anak di rumah, komunikasi efektif, dan pengetahuan lainya yang sangat bermanfaat.

Cerita Mama Maria adalah salah satu dari berbagai cerita perjuangan para kader Posyandu dalam mengawal tumbuh kembang anak-anak usia dini di Sumba Barat Daya. Selama bertahun-tahun, para kader Posyandu dan BKB harus berhadapan dengan berbagai tantangan seperti minimnya fasilitas pelayanan kesehatan bagi anak dan pelatihan yang dibutuhkan para kader, terbatasnya sumber daya, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya proses tumbuh kembang anak, dan permasalahan asupan gizi yang menyebabkan stunting dan malnutrisi. keberadaan para kader Posyandu ibarat “warrior” yang mengawal dan menjaga proses tumbuh kembang anak-anak usia dini dan memperjuangkan agar anak-anak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.

Program Revitalisasi PAUD HI di Sumba Barat Daya yang dilaksanakan sejak tahun 2019 hingga 2022 merupakan salah satu komitmen WLF bersama Yayasan Adaro Bangun Negeri untuk mendorong integrasi layanan PAUD HI di 13 desa di Sumba Barat Daya. Berdasarkan hasil baseline studi yang dilakukan Sumba Integrated Development (Mitra Pelaksana) pada tahun 2020, layanan anak usia dini di 13 desa dampingan SID masih bersifat sektoral dan parsial. Keberadaan Posyandu secara umum hanya menjalankan fungsi layanan kesehatan dasar dan PAUD hanya menjalankan layanan pendidikan persiapan masuk SD saja. Di Posyandu, sebagian besar layanan masih berupa kegiatan penimbangan, pengukuran tinggi badan,dan imunisasi. Program Revitalisasi PAUD HI berfokus pada mengintegrasikan intervensi pendidikan, kesehatan dan gizi, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan dengan penguatan di bidang tata kelola untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini (0-6 tahun).

 

Penulis:  Robinson Umbu Soru (SID)

Penyunting: Mariska Estelita (WLF)