19th Ave New York, NY 95822, USA

COVID-19 Emergency Response Program In Southwest Sumba

 

Nama Program:Tanggap Darurat COVID-19 di Sumba Barat Daya
Mitra Pelaksana:Yayasan Harapan Sumba 
Sektor:Kesehatan
Lokasi:Sumba Barat Daya  
Durasi Program: 6 Bulan
Periode: Juli – Desember 2020 

 

A. Tujuan

Berpartisipasi dalam aksi bersama melakukan pencegahan dan penanganan dampak dari pandemi COVID-19 dengan output sebagai berikut:

  • Adanya pencegahan penularan COVID-19 melalui produksi dan distribusi masker, hand sanitizer dan disinfektan alami
  • Adanya pendapatan penjahit lokal dari hasil produksi masker
  • Adanya ketersediaan gizi dan upaya mendukung ketahanan pangan keluarga melalui budidaya hortikultura dan tanaman pangan

 

B. Latar Belakang & Konteks

  1. Pandemi COVID-19 yang berlangsung kurang dari satu tahun di seluruh dunia bukan hanya berdampak bagi kesehatan hingga merenggut ratusan jiwa manusia, tetapi secara masif berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia terutama kehidupan sosial dan ekonomi. Hingga 9 Juni 2020, COVID-19 telah menjangkiti 6.931.000 orang dan merenggut 408.857 nyawa manusia di seluruh dunia (WHO, 2020).
  2. Di Indonesia, pada tanggal yang sama, ada 32.033 orang yang terjangkit dan 1.1883 orang yang meninggal (https://covid19.go.id), sementara per 8 Juni 2020, secara khusus sudah ada 103 orang NTT yang terpapar COVID-19 dan satu orang meninggal dunia (Kompas.com). Untuk pulau Sumba, delapan orang yang positif COVID-19, tiga orang di antaranya sembuh. Orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 34 orang dan enam orang dalam pengawasan (ODP) yang berasal dari Sumba Timur (kompilasi data Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Sumba Barat Daya)
  3. Dampak sosial dan ekonomi yang sangat dirasakan adalah terhentinya kegiatan sosial dan keagamaan, adanya pengangguran massal, lumpuhnya aktivitas ekonomi serta meningkatnya kecemasan dan depresi sosial
  4. Menghadapi situasi ini, kebijakan tinggal di rumah dan bekerja dari rumah yang ditetapkan pemerintah tidak mungkin diterapkan dalam jangka panjang. Sehingga, meningkatkan kemampuan adaptasi dan menerapkan kebiasaan baru menjadi solusi yang lebih realistis dan berkelanjutan
  5. Banyak organisasi masyarakat, relawan dan dunia usaha sudah turut berkontribusi dalam berbagai cara. Namun upaya-upaya yang dilakukan kebanyakan bersifat sukarela, reaktif dan pragmatis dengan sumber daya pendukung yang terbatas. Sebagian besar, pola intervensi masih berupa bantuan material dan belum mengupayakan pemberdayaan dan keberlanjutan
  6. Seiring dengan semakin daruratnya situasi pandemi, prinsip pemberdayaan dan keberlanjutan perlu diintegrasikan ke dalam intervensi yang bersifat cepat agar dapat meningkatkan kemampuan  komunitas untuk beradaptasi dengan kondisi apapun secara lebih mandiri

C. Deskripsi

Untuk menindaklanjuti situasi darurat ini, intervensi berfokus pada empat kegiatan utama, di antaranya:

  • Produksi dan distribusi masker – dilakukan oleh ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), ibu-ibu dari kelompok keagamaan dan penjahit lokal. Target penerima masker adalah siswa, kelompok masyarakat lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas dan komunitas adat.  
  • Produksi dan distribusi hand sanitizer dan disinfektan – diproduksi dan didistribusikan oleh sekolah, PKK desa, kelompok masyarakat, komunitas adat, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan yang lain. Sebelum proses produksi, penerima manfaat dilatih cara  produksi. Pembuatan video tutorial sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar rumah tangga juga turut diproduksi sebagai bahan belajar masyarakat luas untuk turut dapat memproduksi secara mandiri
  • Pengadaan dan distribusi bibit sayur-sayuran – pengembangan ketahanan pangan lokal melalui budidaya hortikultura dilakukan di 12 desa yang memiliki potensi air dan lahan. Sebagai pendukung usaha hortikultura, masyarakat dilatih pembuatan pupuk organik, obat-obatan alami dan pemasaran hasil produksi komunitas. Kegiatan lainnya adalah pembuatan demplot di satu lokasi untuk mendukung ketersediaan dan pelestarian bibit padi gogo wangi, jagung dan kacang-kacangan lokal