Pada Tanggal 16 – 17 Maret 2023, Yayasan SATUNAMA menyelenggarakan kegiatan Studi Banding Desa Dampingan di Desa Tebara (Sumba Barat Daya) dan (Desa Kuta Kabupaten Sumba Timur). Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Tata Kelola Pemerintahan Desa yang didukung oleh William & Lily Foundation. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang praktik tata kelola pemerintahan desa seperti dokumen pembangunan desa, SOP administrasi dokumen desa, dan pengelolaan desa wisata oleh BUMDes Desa Tebara. Studi banding ini diikuti oleh perwakilan dari lima desa dampingan Program Tata Kelola Pemerintahan Desa (Hameli Ate, Mangganipi, Pogotena, Tanggaba dan Pada Eweta) yang terdiri dari kepala desa, sekretaris desa, kaur keuangan, operator sistem informasi desa, dan kader perempuan.
Dalam kesempatan ini, perwakilan desa dampingan diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang dukungan Desa Kuta bagi kelompok disabilitas dalam bentuk kebijakan desa. Perwakilan desa dampingan juga turut berbagi praktik baik dan berbagai perubahan yang telah dicapai hingga saat ini seperti proses penyusunan RPJMDes yang partisipatif, dukungan terhadap kelompok perempuan dan anak, Data Desa Presisi (DDP), Sistem Informasi Desa (SID), dan komitmen terhadap DRPPA (Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak) melalui pembentukan Forum SAPA dan Forum Anak Desa.
Dalam pelaksanaan studi banding di Desa Teraba, para peserta juga belajar untuk dapat mengidentifikasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang ada di desa masing-masing. Peserta studi banding juga diajak untuk menyusun program yang akan dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut dan juga peserta studi banding difasilitasi untuk membuat timeline program. Perencanaan ini kemudian dituangkan dalam lembar komitmen pemerintah desa.
Di Desa Kuta, para peserta berdiskusi tentang berbagai cerita praktik baik tentang tata kelola pemerintah desa seperti kebijakan desa untuk mengatur isu sosial dan budaya, dukungan terhadap PAUD, pengelolaan BUMDes dan juga pengelolaan destinasi wisata. Diskusi ini juga dihadiri oleh koordinator kelompok disabilitas yang didampingi oleh Yayasan Wali Ati (YASALTI) yang berbagi tentang pengalaman selama pendampingan YASALTI, keterlibatan kelompok disabilitas dalam pembangunan desa dan pentingnya pendataan kelompok disabilitas.
Kegiatan studi banding ini desa dampingan SATUNAMA ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dan diikuti oleh para perwakilan perangkat desa sampingan program. Sebelumnya, diskusi dan kegiatan berbagi pengetahuan seputar tata kelola pemerintahan desa masih sangat minim. Dari kegiatan ini, para peserta mendapatkan banyak pengetahuan baru dan inspirasi khususnya terkait BUMDes dalam mengelola pasar desa, lumbung desa dan juga pengelolaan destinasi wisata. Peserta studi banding juga berkomitmen untuk mulai peduli dan memberi dukungan terhadap kelompok marjinal khususnya bagi kelompok disabilitas. Pemerintah desa yang menjadi lokasi studi banding bersama peserta studi banding dari lima desa akan menjalin komunikasi sebagai bentuk komitmen untuk terus berbagi pengetahuan dan juga sebagai bentuk saling dukung antar pemerintah desa.
Program Tata Kelola Pemerintahan Desa merupakan salah satu dari komitmen WLF dalam menciptakan ekosistem yang mendukung bagi pembangunan manusia khususnya di Sumba Barat Daya. Tidak hanya fokus pada sektor pendidikan dan pemberdayaan ekonomi, WLF juga bekerja untuk menciptakan lingkungan pendukung yang menunjang kedua sektor tersebut di tingkat desa. Hal ini diwujudkan dengan meningkatkan kapasitas para aktor kunci pembangunan desa seperti pemerintah, kepala desa, perangkat desa, kelompok perempuan, dan anak muda dalam menjalankan perannya. WLF menyadari bahwa untuk mewujudkan adanya kesempatan yang setara bagi masyarakat untuk dapat berkembang, dibutuhkan upaya perbaikan secara holistik dan saling terkait antara masyarakat, pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dan pemangku kepentingan lainnya.
Ditulis oleh: Herce Horo (WLF)
Disunting oleh: Mariska Estelita (WLF)